Setup/Instalasi Perangkat Lunak



BAB I 1.1. Kegiatan Belajar 1 : Setup/Instalasi Perangkat Lunak 

1.1.1. Tujuan Pembelajaran  
        Setelah mengikuti kegiatan belajar satu ini siswa diharapkan dapat mengetahui instalasi dan pengaturan perangkat lunak serta sistem operasi. 
1.1.2. Aktivitas Belajar Siswa 
1.1.2.1. Mengamati / Observasi Setelah mengikuti kegiatan belajar satu ini siswa diharapkan dapat mengamati : 

  •  Manual instalasi/setup 
  •  Koneksi kendali ke piranti. 
  •  Pengaturan fungsi jaringan 
  •  Pengaturan fungsi peripheral lain. 
  •  Melakukan back-up 

1.1.2.2. Menanya
Selama mengikuti kegiatan belajar satu ini siswa diharapkan dapat : 

  •  Mendiskusikan manual instalasi / setup 
  •  Mendiskusikan koneksi kendali ke piranti. 
  •  Mendiskusikan pengaturan fungsi jaringan 
  •  Mendiskusikan pengaturan fungsi peripheral lain.  Mendiskusikan proses back-up

1.1.2.3. Mengumpulkan Informasi 
        Perangkat lunak/piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Atau boleh juga diartikan sebagai „penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.
     Program komputer ini, isinya dapat diubah dengan mudah. Pada komputer, perangkat lunak dimuat ke dalam RAM kemudian dieksekusi di dalam CPU. Pada level paling bawah, perangkat  lunak berisi bahasa mesin yang bersifat spesifik terhadap suatu processor. 
       Ada banyak model penggolongan perangkat lunak, namun secara umum perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 
  • System Software 
      System Software adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membantu menjalankan perangkat keras dan sistem komputer. Tujuan dari system software  adalah membatasi semaksimal mungkin programmer aplikasi dari kompleksitas sebuah komputer, terutama yang berhubungan dengan akses memori dan perangkat keras secara langsung. Termasuk dalam kelompok ini adalah sistem operasi, driver perangkat keras, perangkat lunak pendiagnosa, windowing system, utilities dan lain-lain. Dari kelompok ini sistem operasi merupakan perangkat lunak yang paling penting. Perangkat lunak ini bekerja sebagai antar muka antara komputer dengan dunia luar. Pada bagian hardware, sistem operasi akan mendiskripsikan perangkat keras yang ada atau terhubung dengan komputer.
        Sistem operasi menyediakan antar muka pada perangkat keras ini menggunakan “driver” tertentu sehingga perangkat ini dapat dikenali dan bekerja sebagai mana mestinya.
  •  Programming Software 

            Programming Software adalah perangkat lunak yang menyediakan alat bantu atau fungsi yang dapat membantu programmer dalam membuat program komputer. Software ini sangat bergantung pada bahasa pemrograman yang digunakan. Alat bantu ini meliputi editor teks, compiler, interpreter, linkers, debugger dan lain-lain. Sebuah Integrated Development Environment (IDE) atau lingkungan pengembangan terpadu menggabungkan alat-alat bantu ini untuk mempermudah programmer.
  •  Application Software 

          Application Software adalah perangkat lunak yang digunakan membantu manusia mengerjakan tugas-tugas tertentu. Tipe-tipe application software antara lain, perangkat lunak otomatisasi industri, perangkat lunak bisnis, perangkat lunak pendidikan, perangkat lunak software, database, dan game komputer.  

      Perangkat lunak dalam sebuah jaringan komputer terdiri dari dua perangkat utama, yaitu perangkat lunak sistem operasi jaringan (Network Operating System) dan sistem aplikasi yang digunakan untuk bekerja dalam jaringan komputer tersebut. Proses konfigurasi perangkat lunak jaringan komputer merupakan pekerjaan yang menentukan bentuk dari jaringan komputer yang akan dibangun, terutama proses konfigurasi perangkat lunak sistem operasi jaringannya. Besar kecilnya kapasitas komputer yang dipergunakan, baik komputer server maupun komputer workstation ditentukan oleh kedua jenis perangkat lunak ini. 
        Ada bermacam-macam sistem operasi jaringan yang beredar saat ini, masingmasing dengan kelebihan dan kekurangannya, baik sistem operasi jaringan peer-to-peer maupun sistem operasi client/server. Pada prinsipnya proses instalasi setiap sistem operasi ini sama, yaitu meliputi proses copy file-file sistem operasi, instalasi device driver perangkat yang digunakan pada sistem operasi tersebut dan pengaturan konfigurasi sistem jaringan, serta pengaturan konektivitas pada workstation yang ada.

1.  Virtualisasi
         Dalam ilmu komputer, virtualisasi adalah istilah umum yang mengacu kepada abstraksi dari sumber daya komputer. Virtualisasi bisa diartikan sebagai pembuatan suatu bentuk simulasi dari sesuatu yang asalnya bersifat fisik, misalnya sistem operasi, perangkat penyimpanan data atau sumber daya jaringan. Hal ini termasuk membuat sebuah sumber daya tunggal terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal atau membuat beberapa sumber daya fisik  terlihat sebagai satu sumber daya logikal. 
          Virtualisasi ini merupakan teknik yang memungkinkan instalasi sistem operasi dilakukan diatas sistem operasi yang ada saat ini, tidak dalam partisi tertentu namun dalam suatu file tertentu dan file tersebut merupakan perwakilan dari suatu sistem komputer virtual. Satu komputer dapat memiliki lebih dari satu komputer virtual. Oleh karena itu, instalasi lebih dari satu sistem operasi juga dimungkinkan dengan teknik ini. 
          Dalam ilmu komputer, Ada dua jenis virtualisasi yaitu virtualisasi penuh dan virtualisasi paruh. Virtualisasi penuh maksudnya mensimulasikan secara lengkap hal-hal yang mendasari suatu perangkat, sedangkan virtualisasi paruh hanya mensimulasikan beberapa hal dari perangkat tersebut. Virtualisasi paruh lebih mudah dijalankan daripaada virtualisasi penuh, akan tetapi virtualisasi paruh memiliki kekurangan dalam hal compatibility atau kesesuaian. 
       Platform virtualisasi atau virtual computer dapat digambarkan melalui sebuah hardware komputer dengan sistem operasinya bertindak sebagai host yang menciptakan simulasi dari komputer lain dengan sistem operasinya sendiri sebagai guest software dan kemudian akan terhubung dengan hardware yang dimiliki komputer host. Akses dari guest ke system resources seperti akses jaringan, keyboard, disk storage dan sebagainya secara umum akan dikontrol oleh host dengan penggunaan prosesor dan sistem memori yang terbatas. 
           Beberapa alasan pengunaan virtualisasi: 
  • Dalam hal penggabungan server, banyak server kecil yang digantikan dengan satu server besar dengan tujuan untuk mengurangi jumlah hardware yang memiliki harga tinggi seperti CPU. Meskipun hardware dijadikan satu seperti itu, sistem operasinya tidak digabung. Masing-masing sistem operasi yang berjalan pada satu server tersebut akan menjadi sebuah sistem operasi yang berjalan sendiri secara virtual. Jadi satu server yang besar itu dapat menjadi host bagi beberapa guest. 
  • Kemudahan dalam pengaturan konfigurasi untuk membuat sebuah sistem operasi secara virtual yang dapat dilakukan dengan cepat. 
  • Error atau kesalahan yang terjadi pada mesin virtual tidak akan membahayakan sistem komputer host, sehingga mesin virtual sangat cocok digunakan untuk mempelajari cara install sebuah sistem operasi baru tanpa merusak sistem operasi yang telah ada.  
                        
Gambar 1.1. Virtualisasi Sistem Operasi

2. Virtual Box 
       VirtualBox adalah paket perangkat lunak virtualisasi untuk komputer berbasis x86 dan  AMD64/Intel64 dari Oracle Corporation. Paket VirtualBox menginstal pada sistem operasi host yang ada sebagai aplikasi dan aplikasi host ini memungkinkan sistem operasi tamu tambahan yang dikenal dengan Guest OS, untuk memuat dan menjalankan sistem operasi pada lingkungan virtual masing-masing. Sistem operasi host yang didukung termasuk Linux, Mac OS X, Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Windows 8, Solaris, dan OpenSolaris sementara untuk sistem operasi tamu yang didukung termasuk versi dan derivasi dari Windows, Linux, BSD, OS / 2, Solaris, Haiku dan lainnya. 
         Untuk instalasi sistem operasi akan dilakukan melalui virtual box sehingga dapat mencoba untuk menginstall berbagai versi sistem operasi baik untuk sistem operasi untuk komputer server maupun untuk komputer client atau workstation. Versi virtual box yang digunakan adalah versi 4.3.18 yang dapat diunduh melalui https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads dan memilih sesuai dengan sistem operasi yang digunakan

Gambar 1.2. Download Virtual Box

Gambar 1.3. Instalasi Virtual Box

Setelah mengunduh versi virtual box yang akan dipergunakan, maka tahap selanjutnya adalah terlebih dahulu menginstall aplikasi yang telah diunduh tersebut dan dilanjutkan dengan konfigurasi virtual box. Berikut langkahlangkah untuk instalasi virtual box pada sistem operasi windows : 
1) Dimulai dengan menjalankan aplikasi virtual box yang telah diunduh dan memilih Next untuk memulai proses instalasi. 
2) Dapat memilih lokasi direktori untuk lokasi penyimpanan hasil instalasi, membutuhkan ruang sebesar 140MB. 

Gambar 1.4. Penentuan Lokasi Penyimpanan

Gambar 1.5. Peringatan Reset Koneksi

3) Akan tampil peringatan yang menyatakan bahwa koneksi jaringan akan direset dan koneksi tersebut akan terputus sementara selama proses instalasi berlangsung.  
4) Setelah pengaturan instalasi selesai maka dilanjutkan dengan memilih Install untuk memulai proses menyalin file aplikasi ke harddisk. 

Gambar 1.6. Lanjutan Instalasi Virtual Box

Gambar 1.7. Install Driver USB

5) Akan tampil permintaan untuk menginstall driver USB. 
6) Lalu tampil permintaan untuk menginstall driver perangkat jaringan. 
7) Dan terakhir akan tampil permintaan untuk menginstall aplikasi layanan jaringan untuk manajemen dan konfigurasi jaringan.

Gambar 1.8. Install Driver

Gambar 1.9. Install Layanan Jaringan 

Gambar 1.10. Instalasi Virtual Box Selesai

1) Selesai proses penyalinan file aplikasi dan instalasi driver maka pilih Finish untuk mengakhiri proses instalasi. 
          Setelah proses instalasi virtual box telah selesai maka tahap selanjutnya adalah mempersiapkan konfigurasi yang akan dipergunakan untuk menginstall beberapa sistem operasi. File konfigurasi dipergunakan oleh virtual box untuk pengaturan hardware virtual untuk sistem operasi antara lain nama dan versi sistem operasi, alokasi memori RAM, alokasi media penyimpanan harddisk, sumber file instalasi sistem operasi, dan lain sebagainya. Sistem operasi virtual yang berjalan pada vitual box sering disebut sebagai Guest OS atau sistem operasi tamu. 
           Komputer yang dipergunakan disarankan memiliki alokasi memori RAM yang lebih besar begitu juga untuk harddisk yang digunakan agar Guest OS dapat berjalan dengan baik, tetapi jika tidak dapat memenuhi kedua hal tersebut maka dapat diatur lewat file konfigurasi virtual box agar alokasi RAM dan harddisk tidak menghabiskan seluruh sumber daya yang ada. Untuk file sumber instalasi dari sistem operasi biasanya menggunakan file image berformat iso yang dapat diunduh dari situs sumber sistem operasi atau dapat diperoleh lewat media optical disk seperti CD dan DVD.                     Untuk keperluan instalasi ini akan menggunakan file image dalam format iso yang telah disalin ke harddisk terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempersiapkan file konfigurasi virtual box : 
Gambar 1.11. Tampilan Awal Virtual Box

1) Saat pertama kali menjalankan virtual box akan menampilkan beberapa pilihan, pilih New untuk membuat mesin virtual baru yang akan digunakan untuk menginstall sistem operasi. 
2) Mengisi nama mesin virtual, contohnya Ubuntu_Server karena akan menginstall sistem operasi Ubuntu Server 12.04 serta memilih juga tipe dan versi sistem operasi.

Gambar 1.12. Membuat Mesin Virtual 

Gambar 1.13. Menentukan Ukuran RAM Virtual

3) Menentukan ukuran memori virtual, disesuaikan dengan jumlah memori utama dari perangkat keras yang dipergunakan. Ukuran memori virtual yang direkomendasikan adalah 512MB. 
4) Selain memori virtual, diperlukan juga harddisk virtual untuk menyimpan file sistem operasi serta penyimpanan data lainnya. Ukuran harddisk virtual yang direkomendasikan adalah 8 GB. 

Gambar 1.14. Membuat Harddisk Virtual (1)

Gambar 1.15. Membuat Harddisk Virtual (2)

5) Terdapat beberapa versi harddisk virtual yang dapat dipilih. Direkomendasikan untuk menggunakan format VDI karena merupakan format dengan tingkat kompabilitas yang lebih baik untuk virtual box. 
6) Ada dua pilihan dalam cara penyimpanan virtual harddisk yaitu dynamically allocated yang akan mengembang ukurannya secara dinamis atau fixed size yang memiliki ukuran tetap. Untuk menghemat ruang dapat menggunakan versi dinamycally allocated. 

Gambar 1.16. Membuat Harddisk Virtual (3)

Gambar 1.17. Membuat Harddisk Virtual (4)

7) Masukkan nama virtual harddisk, sebaiknya disesuaikan dengan nama mesin virtual sehingga tidak bingung dalam menggunakan. Untuk ukuran direkomendasikan sebesar 8GB atau lebih besar lagi jika ingin menginstall sistem operasi Windows. 
8) Setelah memilih Create di langkah sebelumnya maka mesin virtual telah siap untuk dijalankan, tetapi sebelumnya akan dilakukan dulu beberapa pengaturan melalui setting. 

Gambar 1.19. Memilih File Image

9) Untuk menginstall sebuah sistem operasi maka harus menambahkan dulu file image dari sistem operasi tersebut, biasanya dalam format iso. File tersebut dapat dipilih lewat choose disk dan memilih lokasi penyimpanannya. 
10) Mesin virtual telah selesai dibuat dan siap dijalankan untuk menginstall sistem operasi, untuk menjalankannya dapat memilih start. Langkah-langkah menginstall sistem operasi akan dibahas berikutnya. 

Gambar 1.20. Menjalankan Mesin Virtual

3. Sistem Operasi 
         Sistem Operasi  adalah perangkat lunak yang bertugas mengelola penggunaan sumberdaya dalam komputer dan menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk mengakses sumberdaya tersebut. 
Fungsi-fungsi sebuah sistem operasi secara umum antara lain : 
a. Antar muka pengguna Fungsi ini merupakan fungsi yang paling mudah dikenali oleh pengguna karena melalui fungsi ini pengguna dapat berinteraksi dengan sistem operasi, perangkat keras maupun perangkat lunak yang lain. Sistem operasi pada dasarnya menunggu input atau instruksi dari pengguna dan kemudian menerjemahkan perintahperintah tersebut dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer. Antar muka pengguna menjadi tempat bagi pengguna untuk menuliskan atau menyampaikan perintah tersebut. Secara garis besar ada dua model antar muka pengguna yaitu Command Line Interface (CLI) dan Graphical User Interface (GUI). CLI memberikan fasilitas bagi pengguna untuk memberikan perintah dalam bentuk teks sedangkan GUI lebih berbasis pada tampilan grafis. Dewasa ini hampir semua sistem operasi modern menyediakan model GUI sebagai antar muka pengguna. 

b. Manajemen memori Memori utama atau lebih dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte, yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau byte mempunyai alamat tersendiri. Memori utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan instruksi/data yang akses datanya digunakan oleh CPU dan perangkat Masukan /Keluaran. Memori utama termasuk tempat penyimpanan data yang yang bersifat volatile (tidak permanen) yaitu data akan hilang kalau komputer dimatikan.  

        Sistem operasi bertanggung-jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen memori seperti: 
  •  Menjaga track dari memori yang sedang digunakan dan siapa yang menggunakannya. 
  •  Memilih program yang akan diload ke memori. 


c. Manajemen file 
      File (berkas) adalah kumpulan informasi yang berhubungan, sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut. Umumnya file merepresentasikan program dan data. File dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume). Sistem operasi mengimplementasikan konsep abstrak dari file dengan mengatur media penyimpanan. 
          Sistem operasi bertanggung-jawab dalam aktivitas yang berhubungan dengan manajemen file : 
  • Pembuatan dan penghapusan file. 
  • Pembuatan dan penghapusan direktori. 
  • Mendukung manipulasi berkas dan direktori. 
  • Memetakan berkas ke secondarystorage. 
  • Mem-back-up berkas ke media penyimpanan yang tidak permanen (non-volatile) 


d. Manajemen Proses 
        Proses adalah sebuah program yang sedang dieksekusi. Sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Alokasi sumber daya tersebut dikelola oleh Sistem Operasi. Misalnya, penggunaan memori oleh CPU, file-file yang terbuka, dan penggunaan oleh perangkat-perangkat input/output lain. Ketika proses tersebut berhenti dijalankan, sistem operasi akan mendapatkan kembali semua sumber daya yang bisa digunakan kembali. 
  • Sistem operasi bertanggungjawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen proses seperti: 
  • Membuat dan menghapus proses pengguna dan sistem proses. 
  • Menunda atau melanjutkan proses. 
  • Menyediakan mekanisme untuk sinkronisasi proses. 
  • Menyediakan mekanisme untuk komunikasi proses. 
  • Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock. 

e. Manajemen I / O 
     Sistem ini sering disebut dengan device manager. Menyediakan device driver yang umum sehingga operasi Masukan/Keluaran dapat seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada perangkat keras, CD-ROM dan harddisk.  
Komponen Sistem Operasi untuk sistem Masukan/Keluaran: 
  • Penyangga: menampung sementara data dari atau ke perangkat Masukan/Keluaran. 
  • Spooling: melakukan penjadwalan pemakaian Masukan/Keluaran sistem supaya lebih efisien (antrian) 
  • Menyediakan driver: untuk dapat melakukan operasi rinci untuk perangkat keras Masukan atau Keluaran tertentu. 

4. Sistem Operasi Jaringan 
        Sebagaimana halnya dengan perangkat komputer yang bisa beroperasi setelah ada sistem operasi, maka sebuah jaringan pun dapat bekerja setelah ada sistem operasi yang mengatur jaringan tersebut. Sistem operasi pula yang mampu membedakan arsitektur suatu jaringan dan mampu memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada jaringan. 
           Misalnya, sistem operasi bisa membedakan antara jaringan Ethernet dan Token-Ring. Sistem operasi itu juga dapat mengatur pemanfaatan fasilitas jaringan seperti print sewer untuk berbagi pakai perangkat printer, dan lain sebagainya. 
          Saat ini banyak beredar sistem operasi untuk jaringan. Mulai dari sistem operasi jaringan untuk workgroup sampai sistem operasi untuk sebuah jaringan yang sangat besar. Mengingat pemanfaatan jaringan komputer yang sudah sedemikian besar, maka beberapa sistem operasi seperti Microsoft Windows menyediakan fasilitas untuk membangun sebuah workgroup. 
       Seluruh komponen jaringan di atas saling berhubungan satu sama lain dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Namun demikian hubungan komponen-komponen tersebut tidaklah mengikat. Maksudnya adalah bahwa perubahan pada salah satu komponen bisa dilakukan tanpa harus melakukan perubahan pada komponen yang lain. 
        Misalnya, mengganti sistem operasi jaringan tanpa harus mengganti instalasi jaringan yang sudah ada. Dan bisa mengganti instalasi kabel tanpa harus menginstalasi ulang seluruh komponen jaringan yang ada. Hal ini bisa dimungkinkan karena masing-masing komponen menempati lapisan tersendiri dalam jaringan. 
           Oleh sebab itu untuk menjaga konektivitas di antara lapisanlapisan tersebut, ISO (International Standard Organization) sebagai sebuah lembaga yang bertugas menjaga standarisasi di bidang teknologi mengeluarkan suatu standar yang dikenal dengan OSI (Open System Interconnection). 
Dalam kegiatan belajar ini akan menunjukkan beberapa sistem operasi yang luas digunakan baik untuk komputer server maupun komputer workstation antara lain : 
  •  Sistem operasi untuk server :
           o Ubuntu Server 12.04 LTS 
           o Microsoft Windows Server 2012 
  •  Sistem operasi untuk workstation : 
           o Ubuntu Desktop 12.04 
           o Windows 7 

5. Komputer Server 
         Komputer server bertugas dan berfungsi untuk melayani dan mengontrol seluruh jaringan. Komputer ini melayani permintaan-permintaan dari komputer workstation di samping mengontrol hubungan antara komputer satu dengan komputer lainnya dalam jaringan, termasuk hubungannya dengan perangkat-perangkat lain yang terdapat di dalam jaringan tersebut. 
          Mengingat tugas dan fungsinya yang sedemikian rupa maka sebuah komputer server harus memiliki spesifikasi yang lebih baik dibandingkan komputer lain yang ada dalam jaringan. Jika sebuah komputer server digunakan untuk melayani jaringan secara nonstop, maka sebuah komputer server juga harus memiliki daya tahan yang tinggi.
           Namun demikian pada dasarnya pertimbangan dalam memilih sebuah komputer server tidak berbeda jauh dan pertimbangan dalam memilih komputer workstation, selain bahwa untuk komputer server memiliki kemampuan yang lebih besar. 
  • Untuk memilih sebuah komputer server harus memperhatikan halhal sebagai berikut: 
  • Sistem operasi jaringan yang akan dipergunakan. 
  • Sistem aplikasi yang akan dijalankan. 
  • Arsitektur jaringan yang diterapkan. 
  • Jumlah komputer workstation dalam jaringan yang dilayani. 
  • Kemampuan atau daya tahan beroperasi dalam jangka waktu tak terbatas. 
  • Kompatibilitas terhadap produk jaringan lainnya. 
  • Dukungan teknis dari vendor perangkat tersebut. 
         Sistem operasi jaringan dan sistem aplikasi yang akan dipergunakan sangat mempengaruhi besar kecilnya kapasitas dan kemampuan sebuah komputer server yang harus disediakan. Seperti halnya pada komputer workstation, sebuah sistem operasi jaringan maupun sistem aplikasi akan dapat berjalan dengan baik dalam sebuah jaringan jika komputer yang digunakan mampu untuk menjalankannya. Mungkin juga bisa menggunakan spesifikasi komputer server di bawah spesifikasi ideal yang disyaratkan oleh sistem operasi maupun sistem aplikasi jaringan namun tentu dengan berbagai konsekuensinya seperti turunnya kinerja sistem operasi dan sistem aplikasi tersebut atau tidak berfungsinya sistem tersebut dengan sebagaimana mestinya. 
          Arsitektur sebuah jaringan juga ikut menentukan besar kecilnya kapasitas dan kemampuan komputer server yang harus disediakan. Untuk menghasilkan kinerja yang hampir sama, maka jaringan dengan arsitektur bus akan membutuhkan komputer server yang lebih besar jika dibandingkan dengan arsitektur ring atau star. Berbeda pula jika menggunakan arsitektur Ethernet (Fast Ethernet) dengan arsitektur Token Ring. Hal ini dikarenakan kecepatan atau unjuk kerja masing-masing arsitektur tersebut memang berbeda. 
Selain semakin banyak jumlah komputer workstation yang dikontrol, maka semakin besar pula komputer server yang harus digunakan karena semakin banyak komputer workstation yang terhubung, maka semakin besar pula tingkat permintaan yang harus dilayani oleh komputer server dan semakin rumit pula lalu lintas jaringan yang harus dikontrol oleh komputer server tersebut. 
          Untuk komputer server maka akan menggunakan sistem operasi yang dikhususkan untuk server juga, dimana pada perangkat lunak sistem operasi yang bersifat terbuka atau open source dapat menggunakan sistem operasi Ubuntu Server tanpa mengeluarkan biaya untuk membeli lisensi. Sistem operasi ubuntu server menggunakan perintah berbasis teks atau Command Line Interface (CLI) walau tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan tampilan antarmuka.
       Berikut langkahlangkah yang harus dilakukan untuk menginstall sistem operasi ubuntu server, jika pertama kali menginstall maka dapat menggunakan virtual box : 
1) Setelah menjalankan mesin virtual yang telah dibuat sebelumnya maka mesin virtual tersebut akan menjalan file iso untuk proses instalasi, terdapat beberapa pilihan, untuk menginstall dapat langsung memilih Install Ubuntu Server. 


Gambar 1.21. Install Ubuntu Server

Gambar 1.22. Pemilihan Bahasa

2) Dilanjutkan dengan memilih bahasa untuk proses instalasi, bahasa yang dipilih juga akan menjadi bahasa yang dipergunakan saat sistem operasi selesai diinstall. 
3) Untuk pemilihan lokasi, karena Indonesia tidak tersedia di halaman ini maka dapat memilih area Other. 

Gambar 1.23. Pemilihan Lokasi (1)

Gambar 1.24. Pemilihan Lokasi (2) 

4) Dilanjutkan dengan memilih region Asia dari daftar pilihan region yang disediakan. 
5) Lalu dapat mencari Indonesia dari daftar negara yang ada, semua pilihan dapat dikonfirmasi dengan menggunakan tombol Enter.

Gambar 1.25. Pemilihan Lokasi (3)

Gambar 1.26. Konfigurasi Keyboard (1) 

6) Proses instalasi kemudian akan mencoba untuk mendeteksi jenis keyboard yang dipergunakan, dapat memilih No untuk menentukan sendiri jenis keyboardnya. 
7) Pada pilihan selanjutnya dapat memilih English (US) karena merupakan standar yang umum digunakan. 
Gambar 1.27. Konfigurasi Keyboard (2)

Gambar 1.28. Konfigurasi Keyboard (3) 

8) Langkah terakhir dalam konfigurasi keyboard adalah memilih layout keyboard, biasanya keyboard standar QWERTY yang umumnya digunakan, maka dapat memilih layout English (US). 
9) Proses instalasi kemudian akan berlanjut pada deteksi perangkat keras untuk mencari cd-rom drives, karena menggunakan mesin virtual maka akan terdeteksi cd-rom virtual. 
Gambar 1.29. Deteksi Perangkat Keras

Gambar 1.30. Deteksi Perangkat Keras (2)

10) Lalu proses instalasi akan mendeteksi perangkat keras jaringan yang terhubung. 
11) Jika tidak terhubung ke internet maka akan diminta untuk melakukan konfigurasi jaringan secara manual 
Gambar 1.31. Peringatan Konfigurasi Network

Gambar 1.32. Konfigurasi Jaringan Manual

12) Pilih “Configure Network Manually” untuk memasukkan IP Address, Netmask, dan Gateway 
13) Konfigurasi jaringan dimulai dengan memasukkan IP Address, 
contoh IP Address yang dipakai pada proses instalasi ini adalah 192.168.1.1, pilih “Continue” untuk melanjutkan.

Gambar 1.33. Memasukkan IP Address

Gambar 1.34. Memasukkan Netmask

14) Masukkan Netmask 255.255.255.0, merupakan IP jaringan kelas C dengan jumlah maksimum host 254, pilih “Continue” untuk melanjutkan. 
15) Untuk Gateway, masukkan 192.168.1.100 kemudian pilih “Continue”

Gambar 1.35. Memasukkan Gateway

Gambar 1.36. Memasukkan Name Server Adresses 

16) Pada bagian Name Server Adressess, disesuaikan dengan IP Address yang telah dimasukkan sebelumnya yaitu 192.168.1.1 
17) Masukkan nama host yang akan digunakan sebagai nama server di jaringan 
Gambar 1.37. Memasukkan Hostname

Gambar 1.38. Memasukkan Nama User

18) Pada pengaturan user atau pengguna, masukkan nama user yang akan dipergunakan pada sistem  
19) Setelah itu masukkan kode password dari nama user yang telah dimasukkan sebelumnya dan ulangi memasukkan password tersebut untuk verifikasi. 

Gambar 1.39. Memasukkan Password

Gambar 1.40. Pilihan Enkripsi Direktori

20) Pada permintaan enkripsi direktori home, pilihan yang diambil adalah “No” sehingga jika suatu saat sistem mengalami kerusakan maka data-data yang disimpan pada direktori home dapat diambil karena tidak dienkripsi. Bisa juga 
memilih “Yes” untuk mengenkripsi direktori home untuk alasan keamanan data. 
21) Pada konfirmasi zona waktu, jika sudah sesuai maka dapat memilih “Yes” 

Gambar 1.41. Konfirmasi Zona Waktu

Gambar 1.42. Deteksi Media Penyimpanan

22) Proses Instalasi akan mendeteksi media penyimpanan yang digunakan dan perangkat keras lainnya. 
23) Pada proses partisi media penyimpanan atau harddisk, dapat 
memilih “Guided” sehingga proses partisi akan dipandu dan memudahkan proses partisi harddisk.

Gambar 1.43. Partisi Harddisk (1)

Gambar 1.44. Partisi Harddisk (2)

24) Tahap selanjutnya adalah pemilihan harddisk yang akan dipartisi, proses partisi dapat menghapus data-data yang ada jika tidak dilakukan dengan benar, Tetapi karena menggunakan harddisk virtual maka tidak perlu khawatir kehilangan data karena 
tidak akan mengganggu partisi data pada sistem operasi host yang sedang berjalan. 
25) Mengkonfirmasi pilihan harddisk, pilih “Yes” jika sudah benar. Disarankan berhati-hati jika saat instalasi menggunakan harddisk fisik (bukan virtual harddisk). 

Gambar 1.45. Partisi Harddisk (3)

Gambar 1.46. Partisi Harddisk (4)

26) Harddisk kemudian akan diformat menjadi beberapa partisi baru antara lain ext4, swap dan ext2 yang umum digunakan pada partisi Linux, pilih “Yes” untuk melanjutkan. 
27) Proses instalasi kemudian menyalin semua file-file sistem 
operasi ke dalam media penyimpanan virtual harddisk, karena menggunakan jenis penyimpanan dinamically allocated maka ukurannya juga akan bertambah seiring proses penyalinan data. 

Gambar 1.47. Penyalinan File

Gambar 1.48. Konfigurasi APT

28) Proses instalasi kemudian akan mengkonfigurasi apt (advanced package tool) yang nantinya akan digunakan di sistem operasi untuk menambahkan atau menghapus perangkat lunak atau aplikasi Linux.  
29) Pada bagian konfigurasi package manager, cukup dikosongkan saja jika tidak menggunakan proxy kemudian lanjutkan dengan memilih “Continue”. 

Gambar 1.49. Konfigurasi Package Manager

Gambar 1.50. Instalasi Perangkat Lunak 

30) Proses instalasi akan menginstall perangkat lunak ke media penyimpanan. 
31) Pada bagian selanjutnya terdapat beberapa pilihan untuk menangani 
update sistem, untuk stabilitas dan keamanan yang lebih baik dapat memilih untuk menginstal update secara otomatis. 
Gambar 1.51. Pengaturan Update Sistem

Gambar 1.52. Pilihan Aplikasi Server 

32) Tergantung kebutuhan penggunaan server, dapat memilih beberapa aplikasi untuk server, disarankan untuk memilih yang dibutuhkan saja supaya server dapat bekerja secara optimal. Dapat juga memilih secara manual 
pada sistem operasi selesai proses instalasi. 
33) GRUB boot loader akan diinstall sebagai antarmuka yang pertama kali tampil saat ubuntu server dijalankan untuk memilih mode yang diinginkan. 


Gambar 1.53. Instalasi GRUB (1)

Gambar 1.54. Instalasi GRUB (2)

34) Sebelum GRUB diinstal ke MBR (Master Boot Record) dari harddisk, harus dikonfirmasi terlebih dahulu, pilih “Yes” untuk melanjutkan. 
35) Langkah terakhir adalah memilih “Continue” untuk menyelesaikan keseluruhan proses instalasi 

Gambar 1.55. Proses Instalasi Ubuntu Server Selesai

           Ubuntu merupakan sistem operasi berbasis GNU/Linux turunan dari distro Debian yang sangat mudah digunakan, handal, stabil dan aman. Ubuntu berasal dari filosofi Afrika yang berarti "Kemanusiaan kepada sesama”. Selain Ubuntu versi server, terdapat beberapa pilihan sistem operasi linux lain khusus untuk server antara lain Fedora, CentOS, Debian dan lain sebagainya. Sistem operasi linux banyak dipilih karena dapat dipergunakan secara gratis dan bersifat open source. Sebagai alternatifjuga terdapat sistem operasi berlisensi untuk server, dimana untuk menggunakan sistem operasi tersebut harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli lisensinya. Salah satu sistem operasi server berlisensi adalah Windows Server 2012, untuk keperluan belajar dan mencoba Windows Server maka dapat mengunduh versi evaluasi atau Evaluation Copy yang dapat digunakan secara gratis selama 180 hari untuk mempelajari fitur yang disediakan serta sebagai bahan perbandingan dengan sistem operasi open source. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menginstall Windows Server 2012 : 
1) Setelah mengunduh file ISO evaluation copy, maka dilanjutkan dengan mempersiapkan mesin virtual sama seperti langkahlangkah yang dilakukan sebelumnya untuk mempersiapkan mesin virtual buat instalasi Ubuntu Server. Jalankan mesin virtual tersebut dan proses instalasi akan dimulai. 


Gambar 1.56. Persiapan Instalasi Windows Server 2012 

Gambar 1.57. Pemilihan Bahasa

2) Pada tampilan awal akan diberikan pilihan untuk memilih bahasa, format waktu dan mata uang, serta layout keyboard. Pada contoh instalasi ini akan menggunakan bahasa Inggris dengan layout 
keboard US. Pilih “Next” untuk melanjutkan. 
3) Dilanjutkan dengan memilih “Install Now” untuk melanjutkan proses instalasi. 


Gambar 1.58. Memulai Proses Install

Gambar 1.59. Persiapan Instalasi (2)

4) Menunggu proses persiapan instalasi berlanjut 
5) Terdapat 4 versi berbeda dimana server core merupakan versi minimalis yang hanya menggunakan perintah berbasis 
teks, server core with gui menambahkan tampilan antarmuka. Standar dan Datacenter berbeda pada jumlah lisensi untuk virtualisasi. Pada proses instalasi ini akan memilih versi Data Center dengan GUI. 

Gambar 1.60. Pemilihan Versi Windows Server 

Gambar 1.61. Ketentuan Lisensi 

6) Setelah membaca ketentuan lisensi lalu pilih “I accept the license terms” kemudian pilih “Next” untuk melanjutkan. 
7) Pada tipe instalasi terdapat 2 pilihan yaitu pilihan untuk 
mengupgrade atau memperbaharui versi windows dan pilihan untuk install baru. Pada instalasi ini akan memilih “Custom Install” untuk install baru windows server. 

Gambar 1.62. Tipe Instalasi

Gambar 1.63. Pemilihan Partisi 

8) Pada bagian pemilihan partisi dan harddisk yang digunakan dilanjutkan dengan memilih harddisk yang tersedia kemudian dapat melakukan proses format data lewat “Drive options” jika 
diperlukan, lanjutkan dengan memilih “Next”. 
9) Proses instalasi kemudian akan menyalin file-file sistem operasi ke harddisk, akan dilakukan restart beberapa kali selama proses ini berlangsung. 

Gambar 1.64. Proses Instalasi

Gambar 1.65. Memasukkan Password Admin 


10) Masukkan password dan konfirmasi password untuk user Administrator, lalu pilih “Finish” untuk menyelesaikan proses instalasi. 
11) Kemudian akan masuk ke halaman Login dengan menekan CTRL+ALT+DEL, masukkan password untuk user Administrator untuk memulai menggunakan Windows Server 2012. 


Gambar 1.66. Instalasi Windows Server Selesai

6. Komputer Client (Workstation) 
Komputer Workstation merupakan komputer yang menjadi tempat dimana pengguna komputer jaringan bekerja. Sesuai dengan fungsinya maka perangkat komputer ini harus memenuhi syarat untuk bekerja dalam jaringan tersebut. Dalam memilih dan menentukan konfigurasi ideal sebuah komputer workstation perlu memperhatikan beberapa hal berikut : 
  • Sistem aplikasi apa yang akan digunakan dengan jaringan tersebut 
  • Sistem operasi jaringan apa yang akan digunakan 
  • Arsitektur jaringan apa yang akan digunakan 
  • Perkembangan sistem komputerisasi yang akan digunakan 

Seperti sistem operasi untuk server, maka sistem operasi untuk workstation juga banyak tersedia baik versi open source yang gratis atau yang harus membayar untuk versi berlisensi. Untuk sistem operasi open source pada kegiatan belajar ini akan menggunakan ubuntu 12.04, versi dengan kode yang sama seperti ubuntu server tetapi ditujukan untuk workstation dan tentunya tidak dilengkapi berbagai aplikasi khusus server. Selain itu versi ubuntu ini menggunakan tampilan antarmuka sehingga lebih user-friendly bila dibandingkan dengan versi server. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menginstall Ubuntu 12.04: 
1) Dimulai dengan mempersiapkan dulu file ISO yang bisa diunduh di situs Ubuntu kemudian dijalankan dengan mesin virtual. Pada tampilan awal dapat memilih bahasa dan kemudian pilih “Install Ubuntu” untuk memulai proses instalasi, dapat juga memilih “Try Ubuntu” untuk mencoba tanpa perlu diinstall. 

Gambar 1.67. Memulai Instalasi Ubuntu 

Gambar 1.68. Persiapan Instalasi Ubuntu

2) Pada tahap persiapan instalasi membutuhkan jumlah ruang penyimpanan minimal 4.5GB, jika terhubung dengan internet dapat mengunduh update saat proses instalasi. Serta memilih untuk menginstall perangkat lunak tambahan untuk dapat memainkan 
media audio. Pilih “Continue” untuk melanjutkan. 
3) Pada langkah berikutnya adalah proses partisi dimana diberikan pilihan untuk mengatur partisi secara manual atau menghapus isi harddisk dan menginstall ubuntu. 


Gambar 1.69. Partisi Disk (1)

Gambar 1.70. Partisi Disk (2)

4) Memilih harddisk yang akan digunakan untuk proses instalasi, menggunakan harddisk virtual dari virtual box, isi dari harddik akan dihapus dan digunakan untuk Ubuntu. 
5) Saat proses penyalinan data berlangsung, dilanjutkan dengan memilih lokasi, pengguna dapat memilih area waktu di Indonesia. 

Gambar 1.71. Pemilihan Zona Waktu

Gambar 1.72. Pemilihan Layout Keyboard

6) Pada pemilihan layout keyboard, dapat memilih layout English dan pilih “Continue” melanjutkan.  
7) Lengkapi data-data pengguna yaitu nama, nama komputer, username serta password. Pada tahap ini dapat memilih apakah akan login secara otomatis atau membutuhkan password untuk login. Terdapat juga pilihan enkripsi folder/direktori home jika diinginkan. 

Gambar 1.73. Melengkapi Data Pengguna

Gambar 1.74. Proses Instalasi Ubuntu 

8) Setelah itu proses instalasi sistem akan terus berjalan sampai selesai, kemudian  pengguna dapat login ke dalam sistem untuk menjalankan sistem operasi. 
Jika pada sistem operasi server telah membandingkan antara Ubuntu Server 12.04 dan Windows Server 2012, maka pada sistem operasi workstation juga akan membandingkan antara Ubuntu 12.04 dengan Windows 7. Windows 7 merupakan sistem operasi berlisensi dan merupakan penerus dari Windows XP, terdapat juga versi Windows yang lebih baru yaitu Windows 8 tetapi untuk kegiatan belajar ini akan menggunakan Windows 7. Versi Evaluation Copy juga tersedia untuk dapat digunakan secara gratis tetapi dengan jangka waktu lebih singkat yaitu 90 hari. Berikut langkahlangkah yang harus dilakukan untuk proses instalasi Windows 7 : 
1) Proses instalasi diawali dengan mempersiapkan file image ISO dan mesin virtual untuk keperluan instalasi, yang kemudian dijalankan lewat virtual box. 

Gambar 1.75. Pemilihan Bahasa Windows 7

2) Langkah-langkah instalasi hampir sama dengan proses instalasi windows server, dimulai dengan memilih bahasa dan layout keyboard. 
3) Lalu dilanjutkan dengan memilih “Install Now” untuk memulai proses instalasi menggunakan bahasa yang telah dipilih sebelumnya. 

Gambar 1.76. Memulai Instalasi Windows 7

Gambar 1.77. Ketentuan Lisensi

4) Pilih dulu “I accept the license term” sebelum melanjutkan dengan memilih “Next” 
5) Pada tipe instalasi dilanjutkan dengan memilih “Custom” untuk melakukan pemilihan partisi untuk proses install baru windows 

Gambar 1.78. Tipe Instalasi 

Gambar 1.79. Pemilihan Partisi Harddisk

6) Pilih partisi harddisk yang akan digunakan, dapat juga membagi partisi harddisk untuk memisahkan antara sistem operasi dan penyimpanan data, atau melakukan format jika ingin membersihkan harddisk sebelum diinstall. 
7) Proses instalasi kemudian akan terus berlanjut, dan pengguna kemudian dapat melengkapi data user, password dan lain-lain untuk login ke sistem. 

Gambar 1.80. Proses Instalasi Berlangsung

7. Konfigurasi Jaringan 
         Saat ini, sebagian besar komputer dan laptop telah memiliki perangkat jaringan yang terintegrasi yaitu Ethernet untuk terhubung ke jaringan komputer melalui kabel LAN. Sehingga membuat perangkat tambahan Network Interface Card telah jarang dipergunakan, kecuali untuk kebutuhan tertentu yang membutuhkan lebih dari satu perangkat Ethernet. Sebagian besar sistem operasi juga telah menginstall device driver yang diperlukan secara otomatis sehingga tidak perlu lagi menginstall secara manual. Pada bagian ini akan dibahas mengenai konfigurasi TCP/IP, atau mengatur IP address secara manual, baik menggunakan tampilan antarmuka ataupun menggunakan baris perintah pada CLI. Contoh yang pertama adalah konfigurasi IP address menggunakan baris perintah pada Ubuntu server.  
              Untuk mengkonfigurasi Interface jaringan di Linux, perintah yang digunakan adalah perintah ifconfig. Ifconfig atau Interface Configure memiliki banyak fungsi, seperti mengaktifkan dan menonaktifkan perangkat jaringan, mengatur ip address, atau hanya sekedar melihat konfigurasi perangkatnya saja. 
Sebagai contoh, coba ketikkan perintah ifconfig, maka akan tampil seperti ini : 
rizal@server:~$ ifconfig 
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 08:00:27:4f:39:a5 
 inet addr:192.168.1.1 Bcast:192.168.1.255 Mask:255.255.255.0  inet6 addr: fe80::a00:27ff:fe4f:39a5/64 Scope:Link  UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1  RX packets:564 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0 TX packets:827 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0  collisions:0 txqueuelen:1000  RX bytes:50264 (50.2 KB) TX bytes:100516 (100.5 KB) lo Link encap:Local Loopback  inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0  inet6 addr: ::1/128 Scope:Host  UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1  RX packets:476 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0  TX packets:476 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0  collisions:0 txqueuelen:0  RX bytes:39916 (39.9 KB) TX bytes:39916 (39.9 KB) 

        Disitu terlihat ada dua konfigurasi perangkat yaitu interface utama eth0 lengkap dengan informasi berapa ip address, netmask, dan broadcast addressnya seperti yang telah diatur pada saat instalasi, serta lo yang juga terlihat tidak jauh berbeda dengan interface eth0 
Pada umumnya, seluruh pengaturan TCP/IP di Linux (dalam hal ini, Ubuntu), terdapat di dalam file /etc/network/interfaces, baik itu konfigurasi IP address, Netmask, Gateway, dan Nameserver address. Khusus untuk Nameserver address, terdapat file konfigurasi manualnya juga di /etc/resolv.conf. 
File /etc/network/interfaces adalah file yang digunakan oleh sistem dalam melihat seluruh konfigurasi TCP/IP di Ubuntu. Setiap komputer booting, komputer akan menentukan seluruh pengaturan TCP/IP dengan melihat isi file ini. Jadi apabila kalian ingin pengaturan ip address, netmask, broadcast, dll, secara permanen, maka yang harus dilakukan cukup dengan mengedit file tersebut. Caranya dengan mengetikkan perintah dibawah : 
sudo nano /etc/network/interfaces 
            Maka, akan muncul seperti ini : # This file describes the network interfaces available on your system # and how to activate them. For more information, see interfaces(5). # The loopback network interface auto lo iface lo inet loopback # The primary network interface auto eth0 iface eth0 inet static  address 192.168.1.1  netmask 255.255.255.0 
 network 192.168.1.0  broadcast 192.168.1.255  gateway 192.168.1.100  # dns-* options are implemented by the resolvconf package, if installed  dns-nameservers 192.168.1.1 
          Itu adalah seluruh konfigurasi TCP/IP yang ada di sistem Ubuntu yang telah otomatis tertulis saat melakukan instalasi pertama kali. Jika ingin melakukan suatu perubahan, misalnya saja ingin mengganti ip addressnya menjadi 192.168.1.10, maka tinggal edit IP pada bagian address begitu juga bila ingin merubah alamat gateway dan nameserver. Namun jika ingin mengatur agar ip address menjadi dinamis/dhcp, ubah konfigurasi tersebut menjadi seperti ini : 
# The primary network interface auto eth0 iface eth0 inet dhcp Jika sudah, simpan perubahan dengan menekan kombinasi keyboard CTRL + X, lalu tekan y, dan tekan Enter. Untuk melihat efeknya, silahkan restart networking nya dengan perintah berikut :  sudo service networking restart 
Atau jika masih tidak ada perubahan, coba restart komputernya :  
sudo reboot. 
         Untuk Ubuntu 12.04 versi Desktop atau komputer workstation pengaturan interface jaringan lebih mudah dilakukan karena dapat diakses lewat antarmuka, 
tetapi bagi yang ingin melakuan konfigurasi lewat baris perintah juga dapat menggunakan aplikasi Terminal untuk mengakses perintah-perintahnya.  
          Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk konfigurasi jaringan pada Ubuntu 12.04 : 
1) Diawali dengan mengakses menu bar yang terdapat di Desktop dan memilih System Settings untuk menampilkan berbagai perangkat keras yang tersedia. 
2)  Di System Settings terdapat berbagai pilihan untuk menambahkan device driver baru, mengatur koneksi bluetooth, warna, resolusi dan lain sebagainya. Untuk keperluan konfigurasi jaringan maka dapat memilih Network .

Gambar 1.81. System Settings

Gambar 1.82. Memilih Network 

Gambar 1.83. Wired Network

3) Pilih Wired dan pastikan dinyalakan dengan memastikan bahwa “ON” yang terpilih, kemudian pilih “Options” untuk merubah IP address. 
4) Pilih Ipv4 Settings kemudian pilih metode pengisian IP address 
adalah manual supaya dapat dirubah oleh pengguna. Masukkan IP address, netmask dan gateway kemudian pilih “Add” lalu “Save” untuk menyimpan perubahan yang dilakukan. 

Gambar 1.84. Ipv4 Settings

Gambar 1.85. Network and Sharing Center 

            Untuk Windows Server 2012 dan Windows 7 memiliki langkah yang sama dalam pengaturan interface jaringan. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pengaturan jaringan pada platform sistem operasi Windows : 
1) Diawali dengan terlebih dahulu mengakses “Network and Sharing Center” yang dapat diakses dari lambang Network pada sudut 
kanan bawah di Desktop, kemudian pilih “Change adapter settings” untuk mengubah pengaturan interface jaringan. 
2) Pada pilihan koneksi jaringan yang tersedia, klik kanan pada gambar Ethernet kemudian pilih “Properties”. Hal ini membutuhkan akses admin. 

Gambar 1.86. Network connections

Gambar 1.87. Ethernet Properties

3) Kemudian pilih “Internet Protocol Version 4” dan klik OK untuk membuka pilihan pengaturan yang tersedia 
4) Sama seperti pengaturan jaringan pada antarmuka di Ubuntu, 
masukkan IP address, subnet, dan gateway untuk merubahnya kemudian pilih “OK” untuk menyimpan perubahan tersebut. 

Gambar 1.88. Ipv4 Properties 

8. Backup Dan Restore 
           Berbagai bentuk sistem fault tolerance didukung oleh banyak sistem operasi jaringan. Semua sistem tersebut memiliki satu tujuan, yaitu keamanan dan keutuhan data dalam jaringan. Namun demikian ada satu sistem penanganan data yang mampu memberi jaminan keutuhan data, dan merupakan sistem yang didukung oleh semua sistem operasi, bahkan pada sistem single user sekalipun, yaitu dengan membuat copy atau cadangan data yang disebut dengan backup data. Dengan menggunakan backup data maka jika terjadi kerusakan data atau kerusakan media (hard disk), pengguna dapat dengan cepat melakukan recover data, yaitu dengan me-restore atau menyalin ulang data dari backup yang ada. 
          Untuk ukuran data yang sudah sedemikian besar, terlebih lagi untuk melakukan backup data dari hard disk komputer server yang menampung data dari para pengguna jaringan, dapat dipertimbangkan penggunaan harddisk eksternal atau media penyimpanan luar yang berukuran besar. Perkembangan harddisk eksternal yang semakin lama semakin murah dan semakin terjangkau harganya merupakan alternatif yang banyak dipilih sebagai media backup data. Hal ini dikarenakan oleh besarnya kapasitas yang mampu disimpan ke dalam media harddisk yang berukuran relatif kecil. 
          Dalam melakukan backup data dapat dilakukan secara selektif. Artinya, bisa melakukan backup hanya untuk datadata yang betul-betul harus di-backup. Dengan cara demikian maka bisa menekan biaya backup data serendah mungkin. Sebagai contoh, cukup melakukan backup pada direktoridirektori yang digunakan oleh user untuk menyimpan data kerja sementara direktori-direktori yang berisi sistem aplikasi tidak perlu dibackup, karena sistem aplikasi bisa diinstalasi ulang jika terjadi kerusakan. 
             Untuk memudahkan proses backup, user-user dalam jaringan bisa menyimpan data pada satu direktori di komputer server, yaitu dengan menempatkannya pada satu direktori dan dibagi dalam sub-sub direktori. Dengan demikian proses backup cukup dilakukan dari satu direktori saja, demikian pula dengan proses restore data yang mungkin dilakukan. 
         Di samping pemilihan data yang dibackup, dalam melakukan proses backup diperlukan bantuan perangkat lunak backup yang sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya hampir setiap sistem operasi, baik sistem operasi untuk komputer stand alone maupun sistem operasi jaringan, telah dilengkapi dengan utilitas backup 
        Di samping utilitas yang tersedia pada sistem operasi, ada kalanya diperlukan utilitas backup dari pihak ketiga. Untuk memilih utilitas backup yang akan dipergunakan, bisa mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 
  • Mendukung perangkat atau media backup yang dipergunakan.  
  • Mendukung proses backup dengan cara full backup atau incremental backup. Full backup adalah sistem backup dengan cara membackup seluruh data atau file yang dipilih dengan membuat backup baru. Sistem ini akan menimpa backup yang lama jika dalam media yang digunakan sudah ada file backup. Sedangkan Incremental backup adalah backup dengan cara menyambung atau menambahkan data backup baru ke data backup sebelumnya. Sistem ini memungkinkan hanya membackup file-file baru atau yang telah mengalami perubahan, sedangkan untuk file-file lama tidak mengalami perubahan. 
  • Menyediakan fasilitas backup terjadwal atau berkala. Fasilitas ini memungkinkan untuk melakukan kontrol otomatis terhadap proses backup data sehingga kemungkinan terjadinya keterlambatan proses backup akibat kelalaian dapat dikurangi. 
  • Kemampuan untuk melakukan backup terhadap file yang terbuka (open file). Kemampuan ini sangat membantu dalam melakukan backup pada jaringan yang memiliki jadwal pemakaian cukup padat. Dengan kemampuan ini maka tidak perlu menghentikan proses kerja yang sedang berlangsung dalam jaringan tersebut. 
  • Perlu dipertimbangkan pula dukungan terhadap sistem aplikasi database yang dipergunakan sehingga utilitas tersebut mampu membackup data dan sistem database secara sempurna, terutama jika menggunakan sistem aplikasi khusus yang mengatur proses backup untuk data aplikasi tersebut. 
  • Hal lain yang bisa dipertimbangkan dalam proses backup yang bersifat kearsipan adalah adanya fasilitas kompresi data. Fasilitas ini mungkin akan memperlambat proses backup, namun akan meningkatkan efisiensi penggunaan kapasitas media backup. 

        Tahap selanjutnya dari proses backup adalah pemeliharaan dan penyimpanan backup data. Setelah melakukan backup terhadap data, maka perlu memperhatikan penyimpanannya. Pastikan bahwa backup tersebut berada di tempat yang aman dan terlindung, bisa disimpan pada lokasi yang berbeda dengan tempat di mana jaringan komputer berada. Hal ini perlu diperhatikan untuk menunjang fungsi backup sebagai fasilitas pengamanan data yang dilakukan secara terpisah dari jaringan. Berbeda dengan fasilitas fault tolerance, backup memungkinkan menyimpan cadangan data di tempat yang aman dan terpisah dari lokasi jaringan. 
             Sebagai tambahan, pada sebuah jaringan workgroup bisa 
mempertimbangkan proses backup yang dibebankan pada masing-masing user. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pada jaringan workgroup umumnya masing-masing workstation dalam jaringan menyimpan data secara lokal (tidak ada server) sehingga jika harus dilakukan backup secara bersama maka akan cukup menyulitkan operator backup. 
 Berikut contoh cara backup data pada sistem operasi windows 7: 
1) Klik kanan pada drive harddisk yang akan dibackup, pilih “Tools” kemudian pilih “Back Up Now” 
Gambar 1.89. Backup Drive 

Gambar 1.90. Backup and Restore 

2) Terdapat dua pilihan yaitu Backup dan Restore, pada tahap ini akan dilakukan proses bakcup data terlebih dahulu dengan memilih “Set up backup” 
3) Akan tampil berbagai media penyimpanan yang terhubung dengan komputer, untuk proses back up ini akan menggunakan harddisk eksternal. 

Gambar 1.91. Memilih Lokasi Backup

Gambar 1.92. Pilihan Proses Backup

4) Pada sistem backup dari windows 7 ini menawarkan 2 pilihan backup yaitu proses backup otomatis dimana windows yang akan memilih file apa saja yang akan dibackup, atau proses backup manual dimana pengguna yang memilih file atau folder apa saja yang akan dibackup. 
5) Dengan memilih “Let me choose” maka proses backup akan dilakukan secara manual, akan tampil pilihan folder yang dapat dibackup, disarankan juga untuk memilih backup system image. 

Gambar 1.93. Memilih Folder

Gambar 1.94. Review Backup Settings

6) Setelah selesai memilih folder apa saja yang akan dibackup maka akan ditamplikan daftar folder, serta dapat juga mengatur jadwal untuk proses backup otomatis. Disarankan agar proses penjadwalan backup dilakukan di 
luar jam kerja agar tidak mengganggu pekerjaan, misalnya dijadwalkan pada malam hari. 
7) Setelah proses backup dimulai maka langkah selanjutnya adalah menunggu sampai proses backup selesai   

Gambar 1.95. Proses Backup Berlangsung 

Gambar 1.96. Memulai Restore File 

8) Pada tahap berikutnya akan dijelaskan langkah-langkah untuk melakukan proses restore, restore dilakukan untuk mengembalikan file atau folder ke pada bentuk file atau folder awal saat dilakukan backup. 
9) Setelah memilih “Restore my files” maka langkah selanjutnya adalah mencari lokasi penyimpanan 
backup data, jika backup data dilakukan di harddisk eksternal maka harddisknya dihubungkan dulu dengan komputer untuk proses restore. Proses backup sebaiknya dilakukan secara berkala saat melakukan proses restore data tersedia pilihan sesuai dengan waktu dilakukan backup. 


Gambar 1.97. Memilih Lokasi File Backup 

Gambar 1.98. Menentukan Lokasi File Hasil Restore 

10)  Setelah menemukan file backup yang akan direstore maka dilanjutkan dengan memilih lokasi dimana file tersebut akan direstore. Dapat memilih lokasi awal atau memilih untuk restore di lokasi 
lainnya. Selanjutnya pilih “Restore” untuk memulai proses pengembalian data. 
11)  Proses restore akan mulai berjalan dan ditampilkan prosesnya, tunggu sampai proses restore selesai 

Gambar 1.99. Proses Restore Berlangsung 

Gambar 1.100. System Settings 

Pada Ubuntu 12.04 juga menyediakan fasilitas untuk melakukan proses backup dan restore. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk proses backup dan restore pada  Ubuntu 12.04 : 
1) Dimulai dengan mengakses “System Settings” pada menu bar di desktop Ubuntu 
2) Pada sub bagian System, pilih “Backup” untuk memulai proses backup data   

Gambar 1.101. Memilih Backup 

Gambar 1.102. Menjalankan Backup Lewat Kata Kunci

3) Cara lain untuk mengakses aplikasi backup adalah mengetikkan “Backup” sebagai kata kunci untuk mencari aplikasi, kemudian jalankan aplikasi backup tersebut. 
4) Terdapat 4 pilihan pada Bakup yaitu Overview untuk menampilkan 
informasi backup, Storage untuk mengatur lokasi penyimpanan backup, Folders untuk memilih folder apa saja yang akan dibackup serta Schedule untuk mengatur penjadwalan otomatis backup. Pilih Back Up Now untuk memulai. 


Gambar 1.103. Pengaturan Backup 

Gambar 1.104. Proses Backup Berlangsung


5) Proses backup dimulai, menyesuaikan pengaturan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu lokasi penyimpanan dan folder apa saja yang disimpan untuk backup 
6) Selesai proses backup akan terdapat pilihan apakah ingin 
menambahkan password pada file hasil backup tersebut, terdapat juga pilihan untuk menyimpan tanpa perlu menggunakan password saat proses restore 

Gambar 1.105. Password Backup 

Gambar 1.106. Memilih Lokasi Backup 

7) Pada proses restore hasil backup yang dilakukan sebelumnya, dimulai dengan menentukan lokasi file backup. 
8) Kemudian menentukan tanggal file backup yang ingin direstore, pilih “Forward” untuk melanjutkan.  

Gambar 1.107. Memilih Waktu Backup

Gambar 1.108. Memilih Lokasi Hasil Restore

9) Lalu memilih apakah akan melakukan proses restore data pada lokasi awal saat dilakukan backup atau memilih folder tertentu untuk lokasi hasil restore file. 
10) Jika pada saat melakukan backup sebelumnya memilih untuk menggunakan password maka pada saat proses restore akan diminta untuk memasukkan password. 

Gambar 1.109. Memasukkan Password File Backup 

1.1.2.4. Mengasosiasi / Menalar 
Setelah Mengikuti kegiatan belajar 1 ini diharapkan siswa menyimpulkan berbagai hasil percobaan dan pengamatan terkail dengan setup/instalasi perangkat lunak khususnya sistem operasi, konfigurasi jaringan TCP/IP pada sistem operasi, dan proses backup serta restore. 
1.1.3. Rangkuman 
  • Perangkat lunak/piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. 
  • Ada bermacam-macam sistem operasi jaringan yang beredar saat ini, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya, baik sistem operasi jaringan peer-to-peer maupun sistem operasi client/server. 
  • Konfigurasi TCP/IP, atau mengatur IP address secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan tampilan antarmuka ataupun menggunakan baris perintah pada CLI. 
  • Dengan menggunakan backup data maka jika terjadi kerusakan data atau kerusakan media (hard disk), pengguna dapat dengan cepat melakukan recover data, yaitu dengan me-restore atau menyalin ulang data dari backup yang ada. 

1.1.4. Tugas 
Buatlah kelompok terdiri atas 2-3 orang. Masing-masing kelompok membuat ringkasan tentang setup dan instalasi perangkat lunak, kemudian secara bergantian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya didepan kelas. 
1. Bacalah uraian materi diatas dengan teliti dan cermat.  
2. Buatlah ringkasan materi menggunakan aplikasi pengolah presentasi.  
3. Presentasikan hasil ringkasan di depan kelas. 
1.1.5. Penilaian Diri 
Setelah Mengikuti kegiatan belajar 1 ini diharapkan siswa memiliki wawasan pengetahuan dan dapat menjawab berbagai hal terkail dengan setup/instalasi perangkat lunak khususnya sistem operasi, konfigurasi jaringan TCP/IP pada sistem operasi, dan proses backup serta restore. 






















































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Fragmentasi Memori beserta Perbedaan Fragmentasi Internal dan Eksternal

Teknik Input Output

Cara Mengatasi Partisi/Local Disk Yang Tidak Bisa Dibuka (Kapasitasnya Tidak Muncul)